5 Kandungan Zat Berbahaya Pada Kedelai
Thursday, August 2, 2018
kedelai (foto:storezo.net) |
5 zat berbahya yang terkandung dalam kedelai. Kedelai diketahui kaya akan protein nabati, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh mereka yang vegetarian. Namun berdasarkan penelitian terdapat 5 zat yang tidak baik dalam kedelai. Seperti isoflavon kedelai (sejenis phytoestrogen) sanggup menghambat sistem endokrin dan menimbulkan ketidakseimbangan hormon pada wanita.
Saya juga bersama-sama tidak begitu yakin perihal zat berbahaya pada kedelai, lantaran selama ini banyak rakyat Indonesia yang mengonsumsi kedelai. Tapi tidak ada salahnya kita melihat apa sih kandungan zat yang berbahaya tersebut. (baca juga : pengertian kacang kedelai)
Seperti dilansir dari boldsky.com yang dikutip dari merdeka.com berikut dibawah ini 5 kandungan zat berbahaya pada kedelai.
Phytoestrogen
Kandungan phytoestrogen bersifat destruktif alasannya bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormon pada wanita. Yang sanggup menciptakan perempuan menderita infertilitas salah satu penyebab kanker payudara.
Goitrogens
Beberapa hasil penelitian menandakan bahwa kedelai terbukti bisa merusak kelenjar tiroid Anda. hal ini lantaran terdapat kandungan zat goitrogens yang akan mencegah sintesis hormon tiroid dan menghalangi metabolisme yodium dalam tubuh.
Phytates
Dalam kedelai banyak terdapat kandungan asam fitat. Dikatakan bahwa asam ini sanggup merusak perembesan mineral penting yang diperlukan oleh badan menyerupai seng, kalsium, magnesium, zat besi, serta seng.
Hemagglutinin
Zat hemagglutinn yang terdapat dalam kedelai sanggup menciptakan sel darah merah Anda menjadi menggumpal.
Trypsin
Kandungan zat Trypsin sanggup menghambat pencernaan protein yang bisa melukai pankreas dan menimbulkan kanker pankreas. Jika badan terlalu banyak trypsin bisa menimbulkan duduk kasus kesehatan menyerupai diare, pendarahan, dan kram.
Itulah 5 kandungan zat berbahaya dalam kedelai. Selain itu kedelai juga tinggi akan oksalat, soyatoxin, serta beberapa zat lain yang diketahui sanggup mengganggu perembesan nutrisi lainnya. Sehingga zat tersebut bisa merusak sistem pencernaan dan menimbulkan penggumpalan dalam usus.