- Serangan Jantung Atau Patah Hati ! Silahkan Menentukan ....









Source: Google free image
Dalam hidup sehari-hari, kita seringkali mengalami atau melihat, bahwa ada pasangan suami isteri yang susul menyusul meninggal dunia....dan dahulu seringkali dikaitkan dengan kepercayaan atau tahyul ihwal insiden atau fenomena hidup yang demikian, gres kini para ilmuwan bisa mengungkapkan ihwal alasannya yang bersama-sama yang menjadi dasar tejadinya fenomena kehidupan pasangan suami isteri yang dramatis ini...





Makara pada ketika terjadi ajal pada pasangan hidupnya, maka yang meninggal itu bukan hanya satu orang saja, tetapi bersama-sama terjadi dua orang yang meninggal...Sebab ajal pada orang atau pasangan yang satu mungkin saja lantaran kanker, atau penyakit jantung, atau jenis penyakit yang lain, tetapi alasannya ajal pada orang berikut atau pasangannya ialah alasannya yang disebut "broken heart syndrome" atau "gejalah patah hati", dan gejalah ini telah ada semenjak zaman dahulu, hanya gres disadari terakhir ini.   





Meskipun hal ini masih diragukan oleh beberapa orang andal kedokteran ihwal imbas atau imbas insiden pada kehidupan insan terhadap kelangsungan hidup pasangan lainnya menyerupai yang digambarkan oleh nama penyebab ajal pasangan lain. Sekarang banyak yang sependapat bahwa hal ini bersama-sama disebabkan oleh terjadinya pedoman hormon adrenalin yang meningkat secara tiba-tiba pada setiap insiden pada kehidupan insan yang dramatis dan sangat mencekam, menyerupai sakit penyakit dan ajal orang dan anggota keluarga yang dicintai.

Kejadian yang demikian akan menimbulkan bilik jantung kiri kita berubah bentuk menjadi bentuk kerucut. Karena bentuk kerucut jantung ini sangat menyerupai dengan pot yang digunakan oleh nelayan Jepang untuk menjala dan menangkap gurita, sehingga gejalah broken heart syndrome ini mungkin akan lebih tepat diberi nama atau disebut  "Takotsubo Cardiomyopathy", dan inilah nama kedokteran yang dikenal hingga sekarang.     



Beberapa tahun yang telah lalu, pernah ada penelitian yang dilakukan oleh The Harvard Medical School ihwal "Broken Heart Syndrome" ini, yang menitik beratkan pada insiden dramatis dari kehidupan insan yang banyak berkaitan dengan situasi yang penuh tekanan. Mungkin temuan mereka akan menunjukkan kita balasan ihwal pertanyaan atau duduk kasus berkaitan dengan "Broken Heart Syndrome" ini.

Ada pasangan suami isteri berusia sekitar 80an tahun, dan mereka telah hidup bersama didalam rumah yang sama selama 50 tahun, bisa kita bayangkan apa yang telah mereka alami dalam kurun waktu selama hidup bersama itu ?

Untuk beberapa gelintir orang mungkin sulit membayangkan bahwa kekerabatan ini akan menjadikan ikatan perasaan antara pasangan ini, biar saja Anda tidak termasuk segelintir orang ini, atau anda akan kehilangan sisi ilmiah yang mendukung adanya fakta ini.

Seringkali kita terlalu menaruh perhatian kita terhadap ketidak setiaan para orang populer atau selebriti dan jumlah persentase ijab kabul yang berakhir dengan perceraian dan disisi lain, kita telah melupakan begitu banyak kekerabatan ijab kabul yang berlangsung dan bertahan seumur hidup, yaitu kekerabatan ijab kabul dimana mereka tetap memegang teguh kesepakatan saling setia satu sama lain dan tetap saling menyayangi hingga ajal mereka.    
Memang ini bukan berarti setiap ijab kabul yang berakhir dengan broken heart syndrome ialah niscaya ijab kabul yang sempurna, tetapi umumnya kebanyakan ijab kabul ialah memang demikian sesungguhnya. Sehingga dalam sudut pandang kami, maka hasil penlitian dari Harvard University ini ialah bersifat konklusif dan tidak perlu diubahsuaikan atau di perbaiki lagi.
Mari kita lihat data data yang dikemukan oleh penelitian Harvard University ini, dan sehabis itu, Anda bisa menarik kesimpulan sendiri.

 

 

Kesimpulan dari Penelitian HARVARD UNIVERSITY 


Sekolah Kedokteran Harvard University memulai penlitian broken heart syndrome ini semejak tahun 1993 yang berlangsung hingga 9 tahun lamanya, untuk jenis penlitian ini merupakaan penelitian yang berskala besar, dikarenakan telah melibatkan 518,240 pasangan suami isteri atau melibatkan lebih dari 1,000,000 orang.

Berbicara ihwal penelitian ini ...."Dalam penelitian kami, telah menunjukkan bahwa orang bekerjasama sedemikian rupa satu sama lain dimana tingkat kesehatan yang satu akan memengaruhi kesehatan pasangannya," kata Dr. Nicholas Christakis. PhD, seorang profesor dari  Department of  Healthcare Policy at the Harvard Medical School.  
Dr. Christakis selanjutnya berkata, "Penemuan ini sangat menarik...Ketika salah satu anggota pasangan harus dirawat dirumah sakit, maka resiko ajal untuk pasangnya lain akan meningkat secara nyata, dan tetap tinggi hingga 2 tahun berikutnya" Ia menambahkan bahwa jangka waktu dengan resiko besar ini ialah jangka pendek, dalam waktu 30 hari pertama sehabis salah satu pasangan dirawat dirumah sakit atau sehabis meninggal. 
Tetapi sehabis melewati jangka waktu tersebut, maka resiko kematian  antara anggota pasangan ialah sama dengan angka ajal yang sesungguhnya.     

Broken heart syndrome ini sering terjadi pada orang bau tanah yang telah hidup bersama cukup lama. 
Yang sangat mengagetkan ialah bahwa jenis penyakit tertentu akan mempengaruhi pasangannya secara berbeda. Semakin hebat penyakit itu menjadikan beban fisik dan kemampuan mental, maka semakin hebat imbas yang ditimbulkan bagi anggota pasangannya.  
Menurut pengamatan Dr. Christakis, " Diantara kaum laki-laki dengan isterinya yang dirawat lantaran kanker kolon (usus besar) maka hampir tidak menjadikan imbas apapun pada angka ajal suami mereka. Tetapi jikalau isteri dirawat dengan penyakit jantung, maka resiko ajal suaminya akan meningkat hingga 12% lebih tinggi dibandingkan bila isterinya tidak sakit.  Jika isterinya dirawat lantaran penyakit dementia (gangguan daya ingat dan fungsi otak), maka resiko suaminya meningkat menjadi 22%. Hal sebaliknya juga terjadi pada perempuan yang suaminya dirawat lantaran penyakit diatas."  

Bagi kita yang tidak biasa atau familiar dengan fenomena ini mungkin akan terkejut bahwa kaum laki-laki lebih rentan untuk meninggal lantaran broken heart syndrome daripada kaum wanita. 
"Dalam penelitian selama 9 tahun ini, 383,480 orang suami (74%) dan 347,269 isteri (67%) yang paling sedikit pernah dirawat satu kali dirumah sakit, dan 252,557 suami (49%) dan 156,004 isteri (30%) telah meninggal dunia. Umur rerata kaum laki-laki ialah 75 tahun dan umur rerata kaum wanitanya ialah 72 tahun. (the New England Journal of Medicine, February 2006) 


 

Cinta itu Perasaan atau Sebuah Ketrampilan ? 


 Ada sekelompok orang yang lebih gampang mati lantaran patah hati daripada orang yang lain, tapi jangan Anda menarik kesimpulan yang salah bahwa ini disebabkan kelompok itu terlalu lemah sehingga tidak sanggup menghadapi situasi penuh tekanan ini. Karena memang tidak diragukan lagi bahwa kehilangan pasangan hidup sehabis menjalankan hidup  bersama sekian usang itu sangat menekan, dan seringkali tekanan ini bahkan lebih dari yang bisa kita bayangkan.   
Untuk mengerti duduk kasus broken heart syndrome atau patah hati ini  memerlukan cara pandang filosofi secara mendalam, dan ketika Anda bisa melakukannya, maka tentu Anda akan sependapat bahwa setiap insiden dramatis dalam kehidupan manusia, juga menyerupai stress yang lain, bisa menimbulkan terjadinya serangan jantung.  
Dan hasil penelitian Harvard University ini telah menunjukkan banyak bukti yang bisa dibentuk untuk menarik kesimpulan bahwa telah terjadi kekerabatan kejiwaan yang bervariasi diantara setiap manusia.

Untuk beberapa orang mungkin juga terdapat kekerabatan yang dipengaruhi oleh faktor ketergantungan satu terhadap yang lain, tetapi ialah salah bila kita mengabaikan adanya kesanggupan insan untuk menyayangi secara mendalam satu terhadap yang lain, terutama antara pasangan suami isteri yang telah hidup bersama dengan mesra untuk sekian puluh tahun lamanya.

Apakah Anda pernah mencicipi hal demikian (mencintai) orang lain atau mengalami orang lain memiliki perasaan yang sama terhadap Anda ? Ini mungkin memang hal yang kita semua harapkan, tetapi sekali lagi, kita tidak bisa menciptakan itu terjadi begitu saja, lantaran ada sesuatu yang secara istimewa menciptakan hal (saling mencintai) ini terjadi. Kita tidak menentukan siapa yang akan kita cintai atau sebaliknya, siapa yang akan menyayangi kita.

Karena cinta ini bukan sebuah ketrampilan, tetapi cinta itu ialah sebuah perasaan. Makara cara terbaik ialah kita mengenalin perasaan cinta ini ketika sedang melanda diri kita dan merawatnya supaya bertahan lama.

Jadi mungkin inilah pesan untuk kita semua, yang ingin disampaikan oleh mereka semua  yang telah meninggal lantaran broken heart syndrome atau patah hati.     

Jangan takut patah hati, tetapi cintailah pasangan kita semaksimal  mungkin sewaktu kita masih hidup dan masih bisa kita lakukan dengan sadar dan kita menikmatinya...


Tom LeDuc

Happy Healthy Living !  

Source: https://wikimamfaat.com 

   


 






  




 

 


                                                                        


  







  .

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel