- Cara Mengatasi Stress Dan Depresi

 Cara Mengatasi Stress dan Depresi




Stress dan Depresi ....... Dua Sisi Mata Uang Logam Yang Tak Terpisahkan !  




Ada yang menyampaikan bahwa stress dan depresi yaitu sisi gelap dari alam pikir seseorang, lantaran tidak simpel untuk mengungkapkannya....., bahkan kepada diri sendiri ....




Management Stress




"Saya berdiri setiap pagi dengan kepala yang berat dan rasa jenuh..... Ini yaitu waktu untuk segera bangun, kemudian berpakaian, sarapan cepat dan segera pergi bekerja.... Harus buru-buru semoga tidak terlambat..... Segera dan buru-buru semoga saya bisa mengikuti pertemuan..... Harus segera semoga bisa mencapai sasaran bulan ini..... Buru-buru semoga bisa menuntaskan kiprah hari ini..... Segera pulang semoga masih ada waktu dan bisa bertemu dengan keluarga dan anak....
 Dan masih banyak lagi hal yang harus buru-buru, semoga .....

Pikiran saya terus mengulang-ulang semua "keharusan dan buru-buru" ini, namun saya rasaanya tidak bisa menarik diri saya dari ranjang lantaran seakan-akan terikat oleh tali temali yang tdak bisa saya lihat..... Keluarga, teman, pekerjaan dan lain-lain, semua ini rasanya tidak ada artinya....
Hidup ibarat hampa dan kering. Ada sesuatu yang telah hilang, namun saya tidak tahu apa itu.
Vitalitas hidup saya telah diambil dan terkuras habis dari saya.... Saya merasa sakit, namun tidak ada gejalah sakit yang bisa saya sebutkan dengan jelas.

SAYA MERASA DEPRESI  !!!!  


STRESS MENYEBABKAN DEPRESI,  DEPRESI MENYEBABKAN STRESS




Telah terjadi bundar setan antara stress dan depresi didalam alam pikiran kita, yang alhasil besar sekali pengaruhnya terhadap kualitas hidup  kita.

Orang akan menjadi putus asa, dan merasa tidak berarti lagi untuk hidup, tidak tahu lagi tujuan dan harapan hidup, tidak memiliki masa depan, tidak percaya akan harapan dan akhirnya akan mengakibatkan orang melaksanakan bunuh diri. 

Stress yaitu cuilan tak terpisahkan dari gaya hidup modern yang banyak tuntutan hidup.
Kesenangan dan kesedihan, dua hal yang sama berbeda, tapi bisa menjadikan stress pada pikiran kita. Kesenangan menjadikan stress, dan sebaliknya suasana yang sedih, depresi dan kemarahan juga menjadikan stress pada jiwa dan tubuh kita.

Menurut para jago kejiwaan, membagi stress yang positif lantaran kesenangan ini menjadi Eustress, sedangkan stress negatif lantaran kemarahan, kecewa dan depresi menjadi Distress


Seperti diatas disebutkan, bahwa stress mengakibatkan depresi dan sebaliknya depresi juga menjadikan stress. Hubungan simbiose antara stress dan depresi menciptakan kita lebih sulit untuk mengatasinya.
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa prosedur stress ini sangat simpel dipicu oleh setiap insiden yang kita alami sepanjang hari, sepanjang waktu sadar kita sampai dikala kita tidur.

Begitu terjadi rangsangan pada prosedur stress, maka akan terjadi pengeluaran hormon-hormon tertentu,  sehingga akan terjadi perubahan fisiologi faal tubuh yang bisa kita lihat sebagai gejalah fisik, contohnya muka menjadi tegang, muka menjadi pucat, denyut jntung juga denyut nadi dan frekuensi pernafasan menjadi lebih cepat, bahkan bisa mengakibatkan sesak nafas, sakit dada, kepala pusing, sampai serangan jantung dan lain hal yang bisa kita deteksi dan kasatmata melihatnya sebagai gejalah fisik atau gejalah klinik.
 
Pada hal faktor penyebab timbulnya hal-hal ini tidak bisa kita lihat dan tidak bisa kita ukur.
Ini juga yang sering kita dengar sebagai penyakit psiko-somatik, yaitu ada gejalah klinik namun lantaran penyebab penyakitnya tidak jelas. 

Dan efek pada segi kejiwaan yaitu kita menjadi depresi, suasana hati yang tidak stabil, simpel marah, kehilangan minat terhadap acara sehari-hari, tidak berminat untuk hidup, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, merasa rendah diri dan merasa diri tidak bernilai lagi, gangguan impotensi dan frigiditas seksual, sulit berkonsentrasi sampai keinginan membunuh diri.    


Sebelum kita berlanjut, ada beberapa fakta wacana depresi yang menarik untuk kita ketahui

Data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, memperkirakan ada sekitar 450 juta orang diseluruh dunia yang menderita gangguan kestabilan mental, dan dari jumlah itu, maka sekitar 121 juta orang yang mendrita depresi.
Depresi yang berat bisa mengakibatkan penderitanya membunuh dirinya sendiri, yang berdasarkan data WHO ada sekitar 850.000 orang setiap tahun yang melaksanakan bunuh diri lantaran menderita keadaan depresi ini.



Depresi juga merupaka faktor utama penyebab keganjilan mental yaitu Kehilangan produktivitas
Diantara usia 15 -44 tahun, maka depresi yaitu penyebab nomor dua kehilangan produktivitas (DALYs =  Disability - Adjutsed Life Year)

Namun hanya 25% saja dari penderita depresi yang bisa mendapatkan pengobatan yang efektif.

WHO juga melaporkan bahwa :

  • sekitar 86% kasus bunuh diri, biasanya terjadi pada negara dengan pendapatan yang rendah sampai menengah. 


  • Dan pelaku bunuh diri yang terbanyak ini berusia antara 15 sampai 44 tahun.    


  • Juga depresi bisa terjadi pada setiap individu, tidak terbatas pada jenis kelamin, usia dan latar belakang 




Tata Laksana Mengatasi Depresi dan Stress




Tehnik mengatasi stress dan depresi mungkin berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain, lantaran memang tidak ada satu cara yang berlaku secara umum untuk semua orang. Meskipun dokter jago jiwa atau dokter psichiater sering menawarkan obat anti depresan untuk mengatasi persoalan stress dan depresi, maka tehnik konseling merupakan salah satu cara terbaru yang lebih baik untuk mengatasi persoalan kejiwaan ini.

Namun, juga tergantung pada kemampuan dan kemauan individu tersebut untuk bisa mendapatkan gangguan kejiwaan ini secara temporel dan segera bisa melupakannya dan mengatasinya, yaitu dengan cara mengubah stress dan depresi ini dengan cara mentransformasikannya menjadi banyak sekali rencana yang positif, dan penerimaan yang mencakup sisi emosionil, keinginan dan kemauan, maka individu tersebut akan bisa mendapatkan stress menjadi tantangan dan menjadikannya kerikil loncatan untuk melangkah menuju kedewasaan jiwa dan emosi. 

Setiap individu yang sehat, seharusnya juga melaksanakan investigasi wacana depresi dan stress secara terjadwal ibarat layaknya investigasi status kesehatan yang kita lakukan terjadwal tahunan, untuk mengetahui status kesehatan mental dan jiwa kita, untuk mengatasi stress dan depresi secara dini dan dengan cara yang tepat, jikalau memang ada tanda-tanda atau gejalah awal dari gangguan kestabilan mental emosionil.

Ada beberapa cara sangat sederhana yang bisa membantu kita mengatasi persoalan stress dan depresi mental yaitu :

Hidup sehat secara fisik, juga hidup sehat secara mental dan kejiwaan, dengan cara relaksasi pikiran dan jiwa kita dengan cara sederhana, contohnya :


  • Jangan menuntut diri kita hiperbola dengan sasaran dan tujuan yang tidak realistis
  • Bersedia secara tulus, memaafkan orang lain dan juga diri kita sendiri 
  • Berpikiran positif terhadap kesuksesan, tetapi lebih penting lagi terhadap kegagalan
  • Tahu batas kemampuan diri kita, lakukan yang sebisa kita 
  • Mempunyai doktrin terhadap hari esok dan juga mukjizat 
  • Berdoa dan memiliki doktrin padaNya  
  • "God grant me the serenity to accept the things I cannot change, the courage to change the thing  I can and the wisdom to know the difference" (St. Francis Asisi, 1181 - 1226)


Dengan cara sederhana ini dibutuhkan kita tidak simpel menjadi stress dan menjadi depresi berkepanjangan, percayalah, sehabis hari yang hujan petir, akan ada pelangi yang indah dilangit !

Hidup sederhana dan selalu merasa puas, pasti kita akan terhindari dari banyak stress dan banyak depresi yang diakibatkan olehnya.



Source :  Depression, Mental Health/ Mental Disorders The World Health Organisation



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel