Gejala, Penyebab Dan Pencegahan Keputihan
Thursday, March 23, 2017
GEJALA, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN |
Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum digunakan untuk sekresi vaginal. Hal ini menjadikan kerancuan di masyarakat.
Keputihan atau Fluor Albus bergotong-royong merupakan sekresi vaginal absurd pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh bisul biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina potongan luar. Yang sering menjadikan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini sanggup menjalar dan menjadikan paradangan ke akses kencing, sehingga menjadikan rasa pedih ketika penderita buang air kecil.
Salah satu jenis keputihan yaitu Keputihan Patologis, yang merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi lantaran bisul pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau lantaran keganasan. Infeksi sanggup sebagai akhir dari virus, bakteri, jamur, dan benalu bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi lantaran banyak sekali lantaran ibarat iritasi akhir materi pembersih vagina, iritasi ketika bekerjasama seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi virus, bakteri, dan benalu bersel satu umumnya didapatkan ketika melaksanakan acara seksual.
Keputihan berasal dari Vulva, Vagina, Servik uteri, korpus uteri dan Tuba, Adapun tanda-tanda keputihan sebagai berikut:
- Keluarnya cairan berwarnah putih kekuningan atau putih berbau dari akses vagina. Cairan ini sanggup encer atau kental dan adakala berbusa. Mungkin tanda-tanda ini merupakan proses normal sebelum atau setelah haid pada perempuan tertentu.
- Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertai (biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga sanggup dialami oleh perempuan yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar)
- Pada bayi perempuan yang gres lahir, dalam waktu satu sampai sepuluh hari dari vaginanya sanggup mengeluarkan cairan akhir imbas hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau urin
- Pada gadis muda, keputihan dialami sebelum masa pubertas, biasanya tanda-tanda ini akan hilang dengan sendirinya.
Adapun penyebab keputihan antara lain:
- Sering menggunakan tissue ketika membasuh potongan kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
- Memakai pakaian dalam yang ketat dari materi sintetis
- Sering menggunakan WC Umum yg kotor
- Tidak mengganti panty liner
- Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
- Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
- Kurang menjaga kebersihan vagina
- Kelelahan yang amat sangat
- Stress
- Tidak segera mengganti pembalut ketika menstruasi
- Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
- Tidak mejalani rujukan hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
- Tinggal di kawasan tropis yang lembap
- Lingkungan sanitasi yang kotor.
- Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menimbulkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
- Sering berganti pasangan dalam bekerjasama sex
- Kadar gula darah tinggi
- Hormon yang tidak seimbang
- Sering menggaruk vagina
Untuk mencegah keputihan, perhatikan cara-cara sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan di kawasan vagina dan sekitarnya. Jangan menggunakan sabun yang terlalu keras, atau pH-nya basa. Gunakan sabun yang telah direkomendasikan oleh dokter, yang mempunyai pH seimbang.
- Sebaiknya tidak menggunakan pembilasan vagina secara mendalam jikalau tidak ada indikasi. Karena justru membunuh basil yang diperlukan dan mencegah terbentuknya tumbuhan normal didalam vagina. Flora normal justru menciptakan suasana menjadi asam. Suasana asam itulah yang sebetulnya merupakan pertahanan didalam vagina, semoga sumber penyakit tidak sanggup hidup nyaman. Jika PH di naikkan menjadi basa atau netral maka basil patogen sanggup hidup nyaman dan berkembang biak.
- Pasangan seksual juga harus menjaga kebersihan kelamin. Jangan menularkan penyakit ke pasangannya.
- Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengan air higienis setiap buang air dan mandi. Membasuh vagina lebih sering dalam satu hari sangat membantu mngurangi kelembaban lantaran akan menghilangkan sisa cairan, kotoran, dan keringat. Lebih di anjurkan tidak menggunakan cairan pembersih, cukup dengan sabun biasa ibarat digunakan untuk mandi. Sebab beberapa pembilas vagina yang mengandung desinfektan justru akan mematikan tumbuhan (bakteri) normal yang diperlukan untuk menjaga pertahanan pada vagina. Biasakan mencuci tangan sebersih-bersihnya sebelum digunakan untuk membasuh.
- Menggunakan pantyliner harus diganti 3 – 4 jam. Pantyliner yang sudah berair justru sanggup menjadi sarang basil dikarenakan telah lembab. Prinsipnya, sering-seringlah mengganti pantyliner.
- Saat menstruasi, pembalut juga harus diganti sesering mungkin. Darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
- Hindari terlalu sering menggunakan bedak talk di sekitar vagina, tisu harum atau tisu toilet, hal itu akan menciptakan vagina kerap teriritasi
- Hindari suasana vagina lembab berkepanjangan lantaran pemakaian celana dalam yang basah, jarang di ganti, tidak menyerap keringat, atau menggunakan celana jins terlalu ketat.
- Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan sanggup timbul lewat air yng tidak bersih, jadi bersihkan kolam mandi, ember, ciduk, menara air dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari berkembangbiaknya kuman.
- Wanita yang mengalami keputihan ini tidak perlu melaksanakan pengobatan. Perawatan cukup dengan air rebusan daun sirih atau sabun-sabun pembersih vagina yang banyak dijual di pasaran. Akan tetapi, penggunaan sabun ini dihentikan hiperbola lantaran sanggup mematikan tumbuhan doderleins yang berkhasiat untuk menjaga tingkat keasaman di dalam vagina.