Alergi, Kenapa Dan Bagaimana Alergi Terjadi.
Monday, October 3, 2016
Saya tergelitik untuk menciptakan artikel ihwal alergi. Karena saya punya alergi terhadap salah satu produk mie instan dan salah satu jenis antibiotik. Alergi pada saya dimulai ketika saya memasuki usia 15 tahun, dimana ketika itu saya makan sebuah mie instan yang sudah sering saya makan sebelumnya. Anehnya satu jam sesudah makan mie instan tersebut, datang tiba mata kanan dan kiri saya membengkak ibarat habis kena pukulan Cris John. LOL
Tak usang kemudian ketika saya sakit dan berobat ke dokter, saya diberi resep antibiotik yang pernah saya minum sebelumnya. Tetapi kali ini beda, sesudah saya minum antibiotik itu, mata kanan dan kiri saya membengkak lagi. Kali ini ibarat kena pukulah Muhammad Ali. ROTFL
Sejak ketika itu saya tidak pernah mengkonsumsi mie instan tersebut dan selalu meminta resep antibiotik yang lain ketika saya sakit. Berikut artikel ihwal alergi, agar pengalaman saya ini sanggup menjadi pembelajaran bagi kita semua. Cekidot gan.
Alergi adalah respon asing dari sistem kekebalan tubuh dimana terjadi kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh insan bereaksi hiperbola terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal gotong royong tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menimbulkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE.
Alergi merupakan dilema yang sangat umum dan menghipnotis setidaknya dua dari 10 orang. Sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda sehingga ada beberapa orang yang sangat sensitif terhadap alergen (faktor pemicu alergi) tertentu, sedangkan sebagian orang yang lain tidak. Ada dua faktor penyebab, yaitu genetik dan lingkungan. Risiko alergi sangat bekerjasama dengan sejarah alergi orang tua. Alergi diturunkan oleh kedua orangtuanya dengan tingkat resiko sebagai berikut:
- Faktor Genetik.
Kedua orangtua tidak mempunyai riwayat alergi (termasuk asma), maka anak tetap sanggup terkena alergi dengan tingkat resiko maksimum 15 persen
Salah satu orangtua mengalami riwayat alergi, maka resiko anak menerima alergi meningkat menjadi 20-40 persen
Kedua orangtua mengalami riwayat alergi, maka resiko anak menerima alergi meningkat lagi menjadi 60-80 persen
- Faktor lain ialah lingkungan.
Reaksi alergi terjadi jikalau Anda terkena suatu alergen. Semakin besar dan berulang-ulang paparan alergen, maka alergi pun cepat berkembang. Selain itu ada faktor lain yang 'berkomplot' menimbulkan kondisi-kondisi alergi, diantaranya kebiasaan merokok, polusi, infeksi, dan hormon. Alergen setiap orang berbeda-beda. Beberapa alergen yang paling sering ditemukan, yaitu:
- Tungau dan debu rumah
Tungau hidup dari kerak kulit insan yang terkelupas secara teratur menjadi debu dalam rumah. Tungau suka hidup di tempat hangat dan lembap, contohnya kasur, seprai, selimut, bantal, sofa, dan lainnya. Tungau ini sangat kecil sehingga memungkinkan melayang-layang di udara. Tungau yang terhirup sanggup menimbulkan tanda-tanda demam serbuk sari (hay fever) dan asma. Jika terkena kulit, sanggup menimbulkan eksem.
- Rumput dan serbuk bunga (pollen)
Serbuk ini berbentuk butiran kecil yang dibawa oleh serangga dan angin. Jika terkena mata, hidung, atau paru-paru pada orang yang sangat peka, sanggup menimbulkan hay fever.
- Kulit, bulu, dan ludah hewan
Hampir semua binatang berbulu sanggup menimbulkan alergi. Alergen yang terdapat di kerak kulit, bulu, dan ludah binatang sanggup bertahan usang dan sangat gampang menyebar sehingga sanggup menyerang orang yang bukan pemilik binatang tersebut.
- Makanan
Alergi masakan muncul dalam banyak sekali bentuk, dari tanda-tanda ringan ibarat gatal-gatal dan bibir bengkak, sampai ke serangan yang mengancam jiwa. Makanan yang paling umum menjadikan alergi ialah seafood.
- Obat
Beberapa antibiotik sanggup menimbulkan alergi. Biasanya, reaksi alergi tidak timbul pada ketika pertama kali obat itu diminum, tapi pada pemakaian berikutnya.
Meski penyebab alergi beragam, hanya ada dua jenis alergi yaitu alergi yang mengganggu pernapasan ibarat asma dan alergi rinitis (bersin dan pilek berulang terutama di pagi hari) serta alergi yang timbul pada kulit, contohnya urtikaria (biduran), eksim yang disebabkan antara lain oleh kosmetik atau logam (perhiasan).
Apa yang Terjadi Selama Reaksi Alergi?
Pertama-tama, seseorang terkena alergen dengan cara menghirup, menelan, atau kontak alergen dengan kulitnya. Setelah seseorang terkena alergen, akan terjadi rangkaian reaksi alergi sebagai berikut:
Tubuh mulai memproduksi antibodi jenis tertentu, yang disebut IgE, untuk mengikat allergen. Antibodi menempel pada sel darah yang disebut sel mast. Sel Mast sanggup ditemukan di susukan pernapasan, susukan penceranaan, dan tempat lainnya. Kehadiran sel mast pada susukan pernapasan dan susukan pencernaan menciptakan tempat ini lebih rentan terhadap paparan alergen. Alergen terikat dengan IgE, yang menempel pada sel mast. Hal ini menimbulkan sel mast untuk melepaskan bermacam materi kimia ke dalam darah. Senyawa kimia utama ibarat Histamin, menimbulkan sebagian besar tanda-tanda reaksi alergi.
Apa saja Gejala dari Reaksi Alergi?
Gejala umum dari reaksi alergi terhadap alergen yang dihirup atau kontak kulit meliputi:
- Gatal, mata berair
- Bersin
- Hidung gatal dan beringus
- Ruam
- Merasa lelah atau sakit
- Gatal-gatal (ruam dengan bercak-bercak merah)
- Paparan pemicu lain sanggup menimbulkan reaksi alergi yang berbeda: Alergi makanan. Reaksi alergi terhadap alergen makanan, yang sanggup juga menimbulkan kram perut, muntah, atau diare. Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain, yang sanggup menimbulkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan rasa nyeri.
Tingkat keparahan dari tanda-tanda reaksi alergi, sanggup bervariasi, antara lain:
- Gejala ringan, yang mungkin hampir tidak terlalu mencolok. Gejala ini hanya menciptakan Anda merasa sedikit tidak yummy badan.
- Gejala menengah, yang sanggup menciptakan Anda merasa sakit, seakan-akan Anda terkena flu atau pilek.
- Reaksi alergi yang parah, yang menciptakan Anda sakit bahkan terasa lumpuh.
Beberapa hal yang sanggup dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:
- Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur yang sanggup menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi. Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkankandang binatang peliharaan di sekitar rumah anda.
- Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang sanggup pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi. Untuk mandi, haruslah memakai air hangat seumur hidup, dan usahakan mandi sore sebelum PK.17.00'. Sabun dan shampoo yang dipakai sebaiknya ialah sabun dan shampoo untuk bayi. Dilarang memakai cat rambut.
- Jangan memakai pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
- Gunakan kasur atau bantal dari materi busa, bukan kapuk.
- Gunakan sprei dari materi katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif.
- Hindari memakai pakaian dari materi wool, gunakanlah pakaian dari materi katun.
- Pendingin udara (AC) sanggup digunakan, tetapi dihentikan terlalu hirau taacuh dan dihentikan lebih dari PK.24.00'
- Awasi setiap masakan atau minuman maupun obat yang menjadikan reaksi alergi. Hindari materi makanan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Harus mematuhi hukum diet alergi.
- Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melaksanakan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi.