Tentang Tanaman Kentang

tanaman dari suku Solanaceae yang mempunyai umbi batang yang sanggup dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang kini telah menjadi salah satu masakan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.





Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tumbuhan ini pada kurun XVI. Dengan cepat sajian gres ini tersebar di seluruh belahan Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tumbuhan ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada kurun ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur yang disebut ergot dan berdasarkan pengertian secara biologi Tanaman kentang yaitu salah satu tumbuhan budidaya tetraploid (2n = 4x = 40). Asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana semenjak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di kawasan tropis cocok ditanam di dataran tinggi.





Dan kentang juga selain mengandung karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi.





Kalium yang dikandungnya juga sanggup mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang sanggup dibentuk minuman yang berguna untuk mengurangi gangguan dikala haid.





Kentang merupakan lima kelompok besar masakan pokok dunia selain gandum, jagung, beras, dan terigu.





Bagian utama kentang yang menjadi materi masakan yaitu umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi.





Tanaman kentang (Solanum tuberosum Linn.) berasal dari kawasan subtropika, yaitu dataran tinggi Andes Amerika Utara. Daerah yang cocok untuk kebijaksanaan daya kentang yaitu dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian 1.000-1.300 meter di atas permukaan laut, curah hujan 1.500 mm per tahun, suhu rata-rata harian 18-21oC, serta kelembaban udara 80-90 persen.





Dibandingkan dengan produksi kentang di Eropa yang rata-ratanya mencapai 25,5 ton per hektar, produksi kentang di Indonesia masih sangat rendah. Rata-rata hanya 9,4 ton per hektar.





Rendahnya hasil tersebut terkait dengan mutu benih yang kurang baik (misalnya terinfeksi virus), teknologi bercocok tanam yang belum memadai, serta iklim yang kurang mendukung. Penanganan pascapanen yang kurang baik sanggup menimbulkan kerusakan umbi kentang sebesar 2-10 persen serta menjadikan belahan terbuang sekitar 10 persen.





Cukup 200 Gram


Kentang mempunyai kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menimbulkan kentang segar gampang rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut.





Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan aneka macam produk pangan olahan dengan bermacam-macam citarasa yang yummy dan penampilan menarik.





Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang yaitu sekitar 80 kkal.





Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, kalau dibandingkan dengan umbi-umbian lain ibarat singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik.





Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram belahan kentang yang sanggup dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C.


Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol yaitu niasin dan B1 (tiamin).





Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.





Pencegah Hipertensi


Kentang juga merupakan sumber yang baik akan aneka macam mineral, ibarat kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe) dan kalium (K), masing-masing 26,0; 49,0; 1,1; dan 449 mg/100 g. Di lain pihak, kandungan natriumnya sangat rendah, yaitu 0,4 mg/100 g.





Rasio kalium terhadap natrium yang tinggi pada kentang sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya terhadap pencegahan timbulnya penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebagaimana diketahui, bahwa konsumsi natrium (sodium) yang berlebih (dapat berasal dari garam dapur, monosodium glutamat/MSG, sodium bikarbonat) merupakan salah satu penggagas hipertensi. Di lain pihak, konsumsi kalium yang tinggi menawarkan dampak yang berlawanan, yaitu menurunkan tekanan darah.





Rasio natrium terhadap kalium yang paling ideal yaitu 1:1. Konsumsi harian kita terhadap natrium yang berlebih (akibat membudayanya pemakaian MSG pada aneka macam masakan), perlu diimbangi dengan konsumsi kalium yang tinggi.





Kentang merupakan materi pangan yang sangat kaya kalium (449 mg/100 g). Selain kentang, materi lain yang cukup kaya kalium yaitu tomat dan pisang.








Rasio natrium terhadap kalium pada kentang dan tomat segar yaitu sangat rendah, masing-masing 1:1100 dan 1:100. Pengolahan kentang menjadi kentang panggang (baked potato) akan menurunkan rasio tersebut menjadi 1:100, selanjutnya rasionya menurun lagi menjadi 9:10 pada pembuatan keripik (potato chips) dan menjadi 1,7:1 pada pembuatan salad kentang (potatao salad).





Penurunan rasio natrium terhadap kalium tersebut semata-mata akhir penggunaan garam NaCl atau penyedap MSG yang berlebihan. Dengan kata lain, proses pengolahan pangan dengan penambahan garam dapur dan MSG telah mengubah materi pangan yang tadinya menyehatkan, menjadi masakan yang sanggup berdampak jelek bagi kesehatan.




Sumber:blogspot.com


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel