Buah Dan Biji Pala Menyembuhkan Diabetes
Wednesday, July 12, 2017
KEINGINANTAHUAN yang tinggi terhadap manfaat buah dan biji pala (Myristica fragans hout), ternyata berbuah keberhasilan. Salah seorang dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Keri Lestari Dandan, M.Si. Apt berhasil menciptakan obat antidiabetes militus (DM), yang terbuat dari ekstrak biji pala. Selain sebagai neutraseutical antidiabetes, tablet ekstrak biji pala ini pun sanggup dijadikan obat antidislipidemik.
Pada Dies Natalis ke-55 Unpad, tablet ekstrak biji pala ini dipamerkan di Aula Unpad, untuk sanggup diapresiasi oleh civitas academika Unpad dan masyarakat, Selasa (11/9).
Ketika ditemui “GM” di sela-sela pameran, Dr. Keri Lestari menyebutkan, tablet ekstrak biji pala ini sudah diujicobakan kepada relawan (manusia), dan alhasil sanggup diakselerasi dengan baik. “Bahkan clearen medical-nya maupun penelitian kesehatan sudah keluar. Sekarang tinggal memasuki tahap kedua,” ungkap Keri.
Menurut Keri, dari hasil pantauan terhadap relawan, tidak ada imbas samping yang membahayakan, justru menujukkan parameter perbaikan terhadap kadar gula dalam tubuh. Namun Keri menyebutkan, pengobatan melalui tablet ekstrak biji pala ini sangat bergantung pada individu, terutama dalam menjaga rujukan makan dan rujukan hidup.
“Dalam pengobatan penyakit diabetes, penderita selain diberi obat antidiabetes, juga harus diintervensi rujukan makan dan rujukan hidup yang baik,” ujarnya.
Sekalipun sudah terdafar dan terstandar di obat herbal, namun tablet ekstrak biji pala antidiabates inovasi Keri dan kawan-kawan, tengah didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) RI serta diseminasi pada laboratorium obat. Keri sangat yakin, obat antidiates dari ekstrak biji pala ini sanggup diproduksi massal pada tahun 2013.
“Sekarang masih dalam proses untuk terdaftar di Badan POM. Ya mudah-mudahan, tahun 2013 sanggup diproduksi massal. Minta doanya saja,” ujar Keri.
Penderita DM
Konsistensi Keri terhadap buah dan biji pala sudah usang dilakukan semenjak pendidikan S1, S2, dan S3, sampai menerima beasiswa meneliti buah dan biji pala ke Yonsei Universiti Korea. Hal ini didasari alasannya yaitu Keri berada dalam lingkungan keluarga yang menderita DM, dan lebih jauhnya lagi penderita DM di Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia.
“Dari sana timbul keinginantahuan terhadap biji pala. Kabarnya, buah dan biji pala sanggup menyembuhkan penyakit diabetes. Sehingga mulailah penelitian terhadap biji pala untuk dibuatkan obat antidiabetes,” ujarnya.
Tahun 2008 dilakukan joint research dengan Korea, dan ditemukan kegiatan ekstrak biji pala sebagai agonis ganda PPAR alfa dan gamma. Disimpulkan, ekstrak biji pada berpotensi untuk pengelolaan penyakit DMT2. Tahun 2009 dilakukan uji preklinik ditemukan kegiatan antihiperlikenik dan antidisipidemik pada binatang coba. Tahun 2010, uji toksitas selular (MMT) dan uji toksitas akut memperlihatkan keamanan penggunaan ekstrak, serta diperoleh hak paten untuk pembuatan dan penggunaan ekstrak biji pala sebagai antihiperglikemik (P00201000179).
Tahun 2011 dilakukan uji toksisitas sub kronik dan modifikasi ekstrasi dan formulasi. Tahun 2012 dihasilkan ekstrak biji pala bebas safrol dan miristisin serta hasil uji toksisitas sub kronis. Hasilnya penggunaan ekstrak secara berulang ini aman. Di Indonesia selama ini buah dan biji pala hanya untuk bumbu kuliner maupun penganan . Padahal mengandung agonis ganda PPAR alfa dan gamma, yang bermanfaat untuk orang DM.
Sementara di dunia ketika ini tengah gencar dilakukan penelitian agonis PPAR, termasuk di Amerika. Namun sayang, agonis ganda PPAR yang diteliti ini rontok dan berefeksamping pada timur, alasannya yaitu terbuat dari materi sintetis.
“Sementara agonis PPAR yang diteliti Fakultas Farmasi dan Fak ultas Kedokteran Unpad, yaitu yang bersumber dari alam atau ekstrak biji pala. Dari hasil penelitian agonis ganda PPAR dari biji pala ini tidak menjadikan imbas samping termasuk pada tumor. Justru sebaliknya memperlihatkan energi lebih pada tubuh, serta sanggup memperbiki kegiatan lemak dan kadar glukosa dalam tubuh,” paparnya.
Bisa sembuh
Keri menyebutkan, ditemukannya tablet ekstrak biji pala, penyakit DM di Indonesia maupun di dunia sanggup disembuhkan. Sekalipun penyakit DM terus mengalami tanda-tanda kenaikkan seiring rujukan hidup masyarakat dunia, termasuk rujukan makan serta sering mengonsumsi yang manis-manis. “Penyakit DM pun banyak berkembang alasannya yaitu faktor keturunan,” tandasnya.
Tahun ini akan diperoleh hak paten pembuatan dan penggunaan ekstrak biji pala sebagai antidislipidemik (P0021100949). Sedangkan pemanfaatan ekstrak biji pala, dilakukan manufaktur sediaan ekstrak biji pala sebagai neutraseuticael dan antidislipidemik bekerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk.
Pada tahap ini dikembangkan teknologi formulasi sediaan yang sempurna dan memenuhi standar mutu, serta dilakukan uji preklinik dan uji klinik untuk mengetaui kegiatan ekstrak sesudah formulasi.
“Intinya tablet ekstrak biji pala ini kondusif dikonsumsi semua umur, asal sesuai dosis. Selain menyembuhkan DM juga meningkatkan vitalitas manusia, tetapi penurunan kadar gula dan lemak dalam tubuhnya tidak drastis dan penetrasinya sangat baik,” ujarnya.
(kiki kurnia/”GM”)**