Gejala, Penyebab Dan Pencegahan Keputihan
Wednesday, June 28, 2017
GEJALA, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN |
Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai rujukan umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum digunakan untuk sekresi vaginal. Hal ini menjadikan kerancuan di masyarakat.
Keputihan atau Fluor Albus gotong royong merupakan sekresi vaginal asing pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh nanah biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina pecahan luar. Yang sering menjadikan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini sanggup menjalar dan menjadikan paradangan ke jalan masuk kencing, sehingga menjadikan rasa pedih ketika penderita buang air kecil.
Salah satu jenis keputihan yaitu Keputihan Patologis, yang merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi lantaran nanah pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau lantaran keganasan. Infeksi sanggup sebagai jawaban dari virus, bakteri, jamur, dan benalu bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi lantaran banyak sekali lantaran menyerupai iritasi jawaban materi pembersih vagina, iritasi ketika berafiliasi seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi virus, bakteri, dan benalu bersel satu umumnya didapatkan ketika melaksanakan acara seksual.
Keputihan berasal dari Vulva, Vagina, Servik uteri, korpus uteri dan Tuba, Adapun tanda-tanda keputihan sebagai berikut:
- Keluarnya cairan berwarnah putih kekuningan atau putih berbau dari jalan masuk vagina. Cairan ini sanggup encer atau kental dan kadang kala berbusa. Mungkin tanda-tanda ini merupakan proses normal sebelum atau sehabis haid pada perempuan tertentu.
- Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertai (biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga sanggup dialami oleh perempuan yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar)
- Pada bayi perempuan yang gres lahir, dalam waktu satu sampai sepuluh hari dari vaginanya sanggup mengeluarkan cairan jawaban efek hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau urin
- Pada gadis muda, keputihan dialami sebelum masa pubertas, biasanya tanda-tanda ini akan hilang dengan sendirinya.
Adapun penyebab keputihan antara lain:
- Sering menggunakan tissue ketika membasuh pecahan kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
- Memakai pakaian dalam yang ketat dari materi sintetis
- Sering menggunakan WC Umum yg kotor
- Tidak mengganti panty liner
- Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
- Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
- Kurang menjaga kebersihan vagina
- Kelelahan yang amat sangat
- Stress
- Tidak segera mengganti pembalut ketika menstruasi
- Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
- Tidak mejalani contoh hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
- Tinggal di kawasan tropis yang lembap
- Lingkungan sanitasi yang kotor.
- Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang mengakibatkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
- Sering berganti pasangan dalam berafiliasi sex
- Kadar gula darah tinggi
- Hormon yang tidak seimbang
- Sering menggaruk vagina
Untuk mencegah keputihan, perhatikan cara-cara sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan di kawasan vagina dan sekitarnya. Jangan menggunakan sabun yang terlalu keras, atau pH-nya basa. Gunakan sabun yang telah direkomendasikan oleh dokter, yang mempunyai pH seimbang.
- Sebaiknya tidak menggunakan pembilasan vagina secara mendalam jikalau tidak ada indikasi. Karena justru membunuh kuman yang diperlukan dan mencegah terbentuknya tanaman normal didalam vagina. Flora normal justru menciptakan suasana menjadi asam. Suasana asam itulah yang sebetulnya merupakan pertahanan didalam vagina, biar sumber penyakit tidak sanggup hidup nyaman. Jika PH di naikkan menjadi basa atau netral maka kuman patogen sanggup hidup nyaman dan berkembang biak.
- Pasangan seksual juga harus menjaga kebersihan kelamin. Jangan menularkan penyakit ke pasangannya.
- Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengan air higienis setiap buang air dan mandi. Membasuh vagina lebih sering dalam satu hari sangat membantu mngurangi kelembaban lantaran akan menghilangkan sisa cairan, kotoran, dan keringat. Lebih di anjurkan tidak menggunakan cairan pembersih, cukup dengan sabun biasa menyerupai digunakan untuk mandi. Sebab beberapa pembilas vagina yang mengandung desinfektan justru akan mematikan tanaman (bakteri) normal yang diperlukan untuk menjaga pertahanan pada vagina. Biasakan mencuci tangan sebersih-bersihnya sebelum digunakan untuk membasuh.
- Menggunakan pantyliner harus diganti 3 – 4 jam. Pantyliner yang sudah lembap justru sanggup menjadi sarang kuman dikarenakan telah lembab. Prinsipnya, sering-seringlah mengganti pantyliner.
- Saat menstruasi, pembalut juga harus diganti sesering mungkin. Darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
- Hindari terlalu sering menggunakan bedak talk di sekitar vagina, tisu harum atau tisu toilet, hal itu akan menciptakan vagina kerap teriritasi
- Hindari suasana vagina lembab berkepanjangan lantaran pemakaian celana dalam yang basah, jarang di ganti, tidak menyerap keringat, atau menggunakan celana jins terlalu ketat.
- Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan sanggup timbul lewat air yng tidak bersih, jadi bersihkan kolam mandi, ember, ciduk, menara air dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari berkembangbiaknya kuman.
- Wanita yang mengalami keputihan ini tidak perlu melaksanakan pengobatan. Perawatan cukup dengan air rebusan daun sirih atau sabun-sabun pembersih vagina yang banyak dijual di pasaran. Akan tetapi, penggunaan sabun ini dilarang hiperbola lantaran sanggup mematikan tanaman doderleins yang berkhasiat untuk menjaga tingkat keasaman di dalam vagina.