Brokoli, Sang Pencegah Kanker
Thursday, May 11, 2017
Kanker termasuk pada salahsatu penyakit “silent killer”. Pada stadium awal, terkadang kanker tidak menunjukkan keberadaannya sehingga penderita merasa aman. Akan tetapi sehabis melewati tahap promosi atau tahap perubahan menjadi ganas, penderita gres akan tersadar mengenai penyakitnya. Penyakit ini sulit disembuhkan dan memerlukan tahapan penyembuhan yang memerlukan waktu yang lama, ketahanan tubuh, biaya yang cukup besar serta kesabaran dari penderitanya.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebetulnya penyakit kanker sanggup dideteksi dini apakah kita menderitanya atau tidak. Apabila hal itu terjadi, akan semakin mempermudah pengobatannya. Pola makan yang sehat salah satu upaya untuk mencegah suatu penyakit apapun tiba dan hinggap di tubuh kita. Sumber masakan yang dipercaya penangkal banyak sekali penyakit yaitu sayuran. Salah satu sayuran yang berfungsi untuk mencegah penyakit kanker yaitu brokoli.
Brokoli (Brassica oleracea L.) ialah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli berasal dari tempat Laut Tengah dan sudah semenjak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran yang cukup terkenal sebagai materi pangan ini, masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Bagian brokoli yang dimakan ialah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat ibarat cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian arogan bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling ibarat dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih. Pengolahan terbaik brokoli dalam hal pangan yaitu dikukus selain dihidangkan dalam bentuk segar. Apabila brokoli diolah dengan cara direbus, sebaiknya perebusan tidak melebihi 5 menit alasannya ialah apabila waktu perebusan lebih dari 5 menit, maka sekitar 50 % kandungan asam folat alaminya akan hilang. Selain mempunyai kegunaan sebagai pencegah kanker, brokoli dipercaya mempunyai khasiat mencegah penyakit hati dari kandungan asam folatnya, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan resiko katarak, memperbaiki kesehatan jantung, memelihara kepadatan tulang dan mencegah lahir cacat pada bayi serta salah satu masakan yang sarat gizi, tetapi mempunyai kalori yang rendah sehingga sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Brokoli mengandung vitamin C, asam folat dan serat masakan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane), isotiosianat yang sebagaimana sulforafana, dipercaya mempunyai kegiatan antikanker.
Sebagai zat pencegah kanker, Peneliti dari John Hopkins University mengungkapkan bahwa ada sebuah kandungan dalam brokoli yang bisa mencegah perkembangan tumor sampai 60 persen. Selain itu, brokoli juga mengambarkan pengurangan ukuran tumor yang tidak berkembang sampai 75 persen. Menurut Elizabeth Jeffery, profesor nutrisi di University of Illinois, “brokoli, yang dipersiapkan dengan cermat, merupakan distributor yang sangat efektif melawan kanker dengan penyajian lima porsi seminggu cukup dalam contoh makan sehari-hari. Manfaat dari brokoli ini akan berfungsi apabila terdapat enzim myrosinase yang membentuk senyawa sulforaphane sebagai komponen pencegahan kanker dan zat anti-inflamasi. Bagian dari brokoli yang kaya akan myrosinase yaitu terdapat pada tunasnya.