Seputar Imbas Genetika Terhadap Tinggi Badan
Saturday, June 9, 2018
Tubuh yang tinggi dan ideal merupakan idaman semua orang. Namun, ada sebagian orang yang tidak mendapat tubuh yang tinggi lantaran genetika dari orang bau tanah nya tidak tinggi. Apakah benar genetika besar lengan berkuasa terhadap tinggi tubuh ? Berikut pembahasan Seputar Pengaruh Genetika Terhadap Tinggi Badan
Mungkin kita sering mendengar ucapan “Wajar saja kau bertubuh pendek, lantaran bapak ibumu juga orangnya kecil, jadi kau memang keturunan pendek”. Banyak orang yang meyakini bahwa tinggi tubuh disebabkan oleh faktor keturunan (genetika)
Penelitian dari Genetic Investigation of Anthropometric Traits (GIANT) Consortium, Boston, Amerika yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan perkembangan kajian di kalangan peneliti biologi tinggi badan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics pada awal Oktober 2014 itu menjelaskan bahwa faktor genetika menghipnotis tinggi tubuh sebesar 20%.
Seputar Pengaruh Genetika Terhadap Tinggi Badan. Para peneliti GIANT, yang berjumlah ratusan, menganalisis data dari 252.288 genom manusia. Mereka mengusut sekitar dua juta varian umum. Kemudian jumlah tersebut mengerucut menjadi 697 (dalam 424 wilayah gen) yang terkait dengan tinggi badan.
Penelitian para hebat tersebut menjadi bukti bahwa memang ada imbas genetika terhadap tinggi badan, akan tetapi hanya 20% saja. Kenyataanya banyak anak yang tumbuh tinggi, padahal orangtuanya pendek semua. Genetik memang menghipnotis tinggi tubuh seseorang, namun ada faktor lain yang sangat kuat menghipnotis yaitu nutrisi, hormon, lingkungan dan acara fisik. Pendeknya orangtua juga belum tentu lantaran secara genetik pendek, sangat mungkin pendeknya orangtua-orangtua kita terjadi lantaran dulunya pernah mengalami kurang gizi dikala masa pertumbuhan.
Kita mungkin sering mendengar dongeng dari para orangtua atau kakek nenek yang dilahirkan pada masa penjajahan dengan kondisi ekonomi yang sulit namun bersaudara banyak. Keluarga harus menghemat apapun termasuk makanan biar sanggup bertahan hidup. Jika keluarga itu punya satu butir telur contohnya akan dibagi sejumlah anggota keluarga yang ada. Seiring berjalannya waktu, kehidupan ekonomi semakin membaik sehingga generasi selanjutnya mendapat gizi dan nutrisi yang lebih baik sehingga kita sanggup melihat bahwa tinggi tubuh kita lebih tinggi dibanding orang bau tanah dan nenek kita.
Faktor nutrisi justru sangat menghipnotis pertumbuhan dibandingkan faktor lainnya. Bangsa Jepang, misalnya, saat Jepang menjadi negara maju, rata-rata tinggi badannya sudah berubah. Potensi genetik kalau ditambah dengan faktor gizi dan lingkungan yang baik menyerupai yang dialami bangsa Jepang, balasannya akan positif. Ini penting biar kita tetap berusaha untuk memperbaiki asupan nutrisi belum dewasa kita.
Beberapa nutrisi peninggi badan yang penting untuk dikonsumsi anak anak dalam pertumbuhan yaitu kalsium, protein, zinc serta aneka macam macam aneka mineral lainnya. Sumber kalsium alami yang disarankan yaitu dengan konsumsi susu, keju, yogurt, gandum, kacang merah, ikan salmon, ikan sarden, dan aneka biji bijian lainnya. Dengan mencukupi nutrisi yang lebih baik tinggi tubuh yang lebih baik juga akan didapatkan oleh anak anak dalam masa pertumbuhan.
Mungkin kita sering mendengar ucapan “Wajar saja kau bertubuh pendek, lantaran bapak ibumu juga orangnya kecil, jadi kau memang keturunan pendek”. Banyak orang yang meyakini bahwa tinggi tubuh disebabkan oleh faktor keturunan (genetika)
Penelitian dari Genetic Investigation of Anthropometric Traits (GIANT) Consortium, Boston, Amerika yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan perkembangan kajian di kalangan peneliti biologi tinggi badan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics pada awal Oktober 2014 itu menjelaskan bahwa faktor genetika menghipnotis tinggi tubuh sebesar 20%.
Seputar Pengaruh Genetika Terhadap Tinggi Badan. Para peneliti GIANT, yang berjumlah ratusan, menganalisis data dari 252.288 genom manusia. Mereka mengusut sekitar dua juta varian umum. Kemudian jumlah tersebut mengerucut menjadi 697 (dalam 424 wilayah gen) yang terkait dengan tinggi badan.
Penelitian para hebat tersebut menjadi bukti bahwa memang ada imbas genetika terhadap tinggi badan, akan tetapi hanya 20% saja. Kenyataanya banyak anak yang tumbuh tinggi, padahal orangtuanya pendek semua. Genetik memang menghipnotis tinggi tubuh seseorang, namun ada faktor lain yang sangat kuat menghipnotis yaitu nutrisi, hormon, lingkungan dan acara fisik. Pendeknya orangtua juga belum tentu lantaran secara genetik pendek, sangat mungkin pendeknya orangtua-orangtua kita terjadi lantaran dulunya pernah mengalami kurang gizi dikala masa pertumbuhan.
Kita mungkin sering mendengar dongeng dari para orangtua atau kakek nenek yang dilahirkan pada masa penjajahan dengan kondisi ekonomi yang sulit namun bersaudara banyak. Keluarga harus menghemat apapun termasuk makanan biar sanggup bertahan hidup. Jika keluarga itu punya satu butir telur contohnya akan dibagi sejumlah anggota keluarga yang ada. Seiring berjalannya waktu, kehidupan ekonomi semakin membaik sehingga generasi selanjutnya mendapat gizi dan nutrisi yang lebih baik sehingga kita sanggup melihat bahwa tinggi tubuh kita lebih tinggi dibanding orang bau tanah dan nenek kita.
Faktor nutrisi justru sangat menghipnotis pertumbuhan dibandingkan faktor lainnya. Bangsa Jepang, misalnya, saat Jepang menjadi negara maju, rata-rata tinggi badannya sudah berubah. Potensi genetik kalau ditambah dengan faktor gizi dan lingkungan yang baik menyerupai yang dialami bangsa Jepang, balasannya akan positif. Ini penting biar kita tetap berusaha untuk memperbaiki asupan nutrisi belum dewasa kita.
Beberapa nutrisi peninggi badan yang penting untuk dikonsumsi anak anak dalam pertumbuhan yaitu kalsium, protein, zinc serta aneka macam macam aneka mineral lainnya. Sumber kalsium alami yang disarankan yaitu dengan konsumsi susu, keju, yogurt, gandum, kacang merah, ikan salmon, ikan sarden, dan aneka biji bijian lainnya. Dengan mencukupi nutrisi yang lebih baik tinggi tubuh yang lebih baik juga akan didapatkan oleh anak anak dalam masa pertumbuhan.